Tingkat Keterpilihan Ahok Turun

JAKARTA, –  Tingkat keterpilihan Basuki Tjahaja Purnama sebagai petahana dalam Pilkada 2017, mengacu hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia, turun pasca pemanggilannya sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) melibatkan wawancara tatap muka dengan 400 responden di 40 kelurahan di 5 wilayah DKI Jakarta pada 18-21 April 2016. Hasilnya, tingkat keterpilihan Basuki 45,5 persen, turun dibandingkan survei bulan Maret 2016 sebesar 51,8 persen.

 

 

Juru bicara Kedai KOPI, Hendri Satrio, Minggu (24/4), menyatakan, pemanggilan Basuki oleh KPK terkait kasus suap rancangan perda reklamasi dan pembelian lahan RS Sumber Waras memengaruhi penilaian responden untuk memilih atau tidak memilih Basuki di Pilkada 2017. Namun, 34,8 persen responden berpendapat, Basuki tak terlibat dalam kasus RS Sumber Waras dan 36,5 persen di kasus perda reklamasi.

 

Kasus itu juga berpengaruh pada penurunan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja petahana dari 71,2 persen menjadi 68,5 persen. Meski demikian, popularitas Basuki masih tertinggi dibandingkan nama-nama bakal calon lain.

Dalam survei itu, muncul beberapa nama yang dianggap populer, yakni Susi Pudjiastuti, Yusril Ihza Mahendra, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Abraham Lunggana, Ahmad Dhani, Moeldoko, Teguh Santosa, M Idrus, Djarot Saiful Hidayat, dan Marco Kusumawijaya.

 

Tertinggi

Dalam survei lembaga penelitian politik Charta Politika Indonesia, 15-20 Maret 2016, Basuki masih menjadi sosok paling perkasa dengan tingkat keterpilihan tertinggi, yaitu 51,8 persen. Keunggulan itu didukung popularitasnya yang mencapai 97 persen serta tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Basuki dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, yakni 82,8 persen.

 

Tingkat keterpilihan Basuki dalam survei itu tertinggi dibandingkan 14 nama lain, antara lain Yusril Ihza Mahendra (11 persen), Abraham Lunggana (1,8 persen), Sandiaga Uno (1,5 persen), Ahmad Dhani (0,3 persen), dan Djarot Saiful Hidayat (0,3 persen).

Sementara pada survei Sinergi Data Indonesia, 2-12 Februari 2016, popularitas Basuki mencapai 97,2 persen. Sebanyak 72,2 persen dari 500 responden memberi penilaian baik atau sangat baik atas kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

 

Menghadapi Pilkada 2017 ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggantungkan keputusannya pada hasil surveinya terhadap sejumlah nama calon yang muncul dari aspirasi kader. Saat ini, PKS sudah mulai mendekati sejumlah nama, termasuk kadernya sendiri, Muhammad Idrus, yang telah mengumumkan akan maju sebagai calon gubernur DKI.

 

Ditemui di sela acara puncak milad ke-18 PKS, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, sejumlah calon, termasuk Idrus, sudah diajak bicara. ”Semua sudah di-briefing, silakan saja memasarkan diri masing-masing untuk menarik perhatian masyarakat lebih banyak lagi.

 

Ditemui di sela acara puncak milad ke-18 PKS, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, sejumlah calon, termasuk Idrus, sudah diajak bicara. ”Semua sudah di-briefing, silakan saja memasarkan diri masing-masing untuk menarik perhatian masyarakat lebih banyak lagi.Nanti, kami akan lakukan survei , siapa yang terbanyak (dukungannya), itu yang kami coba (usung),” kata Sohibul.

Sementara itu, PDI-P dan PKB mengatakan belum banyak bakal calon yang mengembalikan formulir pendaftaran penjaringan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI.

 

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2016/04/25/19271161/Tingkat.Keterpilihan.Ahok.Turun

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *