6 Juni 2018
akarta, 06 Juni 2018 – Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) menggelar online survei tentang arus mudik lebaran warga Jabodetabek. Kuesioner survei disebarkan melalui Whatsapp, Twitter, dan Facebook dan menjaring sebanyak 100 responden.
Lewat survei ini terlihat, warga Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) paling banyak memilih mudik pada H+1 atau sehari setelah Idul Fitri (20%). Selebihnya, responden memilih untuk mudik pada H-7 (13,3%), mudik pada H-8 dan sebelumnya (11,7%), mudik pada saat hari H (10.0%), mudik pada H-1 (10,0%), mudik pada H-3 (10,0%), mudik pada H-4 (10,0%), mudik pada H-5 (6,7%), mudik pada H-2 (5,0%), dan mudik pada H-6 (3,3%).
Sementara daerah yang menjadi tujuan mudik paling banyak adalah Provinsi Jawa Tengah (29,8%), diikuti Jawa Barat (28,1%), Jawa Timur (8,8%), DI Yogyakarta (8,8%), Lampung (3,5%), DKI Jakarta (3,5%), Sumatera Selatan (1,8%), Nusa Tenggara Barat (1,8%), Kalimantan Timur (1,8%), Kalimantan Barat (1,8%), Banten (1,8%), Sumatera Barat (1,7%), Sulawesi Selatan (1,7%), Sulawesi Barat (1,7%), Riau (1,7%), dan Papua (1,7%).
Moda transportasi utama yang paling banyak digunakan untuk pemudik adalah mobil pribadi (32,7%), bis (19,7%), pesawat udara (14,8%), kereta api (14,8%), sepeda motor ( 11,5%), dan selebihnya menggunakan mobil rental/sewa/carter (6,5%).
Sejumlah warga Jabodetabek juga memanfaatkan fasilitas mudik gratis (1,6%). Beberapa penyelenggara mudik gratis yang disebut responden adalah Jasa Marga & Alfamart.
Lalu kapan para memudik ini akan kembali?
Responden paling banyak memilih untuk kembali ke kota tempat bekerja atau domisili pada H+5 (23,3%) atau pada hari terakhir cuti bersama yang ditetapkan pemerintah 20 Juni 2018. Responden yang memilih kembali pada H+3 (16,7%), pada H+4 (15,0%), pada H+2 (15,0%), setelah H+7 atau H+8 dan seterusnya (10,0%), pada H+7 (10,0%), pada H+1 (5,0%), pada hari H lebaran (3,3%), serta pada H+6 (1,7%).
Survei mudik lebaran 2018 ini dilakukan di wilayah Jabodetabek, pada 7 – 28 Mei 2018 dengan menggunakan metode online survei dan purposive sampling. Sebanyak 100 responden masyarakat Jabodetabek mengisi survei ini.