Siaran PERS
Jakarta, 22 Februari 2022. Lembaga Survei KedaiKOPI meluncurkan buku “MOMENTUM: Karier Politik & Aktivitas Media Sosial” di bilangan Jakarta Selatan (22/2). Agenda peluncuran buku yang ditulis oleh Hendri Satrio, Tirta Mursitama, Firdaus Alamsjah dan Yosef Dedy Pradipto ini turut dihadiri oleh para tokoh mulai dari Anies Baswedan, Miing Bagito, Ronal Surapradja, Faldo Maldini, Sudirman Said dan tamu undangan lainnya.
Anies Baswedan mengatakan bahwa seringkali momentum hadir di luar kendali kita, dan sering kita menyebutnya sebagai momentum setelah peristiwanya terjadi. Selain itu Gubernur DKI Jakarta ini juga menambahkan “Jika kita berbicara mengenai karir siapapun di wilayah politik, maka kita akan bertemu dengan yang namanya rekam jejak atas apa yang dikerjakan. Hal yang menarik adalah bila kesempatan ada, namun rekam jejak, delivery, dan kesiapan tidak hadir, (maka) pada saat itu momentum akan lepas begitu saja. Di sisi lain, kalau ada delivery, ada kesiapan, ada kesempatan, maka itu bisa dikapitalisasi menjadi momentum,” jelas Anies.
Anies juga menggarisbawahi bahwa sebuah disertasi sebagai karya akademik ketika harus dipertahankan di depan Dewan Penguji adalah hal biasa. Namun membuat disertasi menjadi sebuah bacaan populer, sebuah buku itu akan lebih menantang lagi. “Hari ini buku tersebut diluncurkan, selamat bagi Bung Hensat dan teman-teman. Semoga buku ini memperkaya wacana kita dalam berpolitik,” kata Anies.
Faldo Maldini dalam sambutannya mengatakan, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan momentum. “Tidak ada diskriminasi di antara kita untuk mendapatkan momentum ini. Sebagaimana Presiden Jokowi memberikan pemerataan pembangunan yang tanpa diskriminasi,” kata Staf Khusus Mensesneg ini. Faldo juga meyakini bahwa bangsa Indonesia kedepan akan memiliki momentum, namun semua bergantung pada kita sebagai penggerak bangsa Indonesia. “Saya harap buku MOMENTUM karya Hendri Satrio ini dapat membuat para pencari momentum yang ingin membangun bangsa ini kedepan mendapatkan tempat,” kata Faldo.
Hendri Satrio mengatakan faktor utama yang mempengaruhi karir seseorang adalah momentum. Maka momentum itu harus dicari dan bila sudah didapatkan, momentum tersebut harus digunakan secara maksimal. Founder Lembaga Survei KedaiKOPI turut membeberkan tiga cara untuk mendapatkan sebuah momentum yaitu pertama adalah kepemimpinan transformasional, kemudian memiliki modal sosial dan terakhir pengalaman bisnis maupun organisasi.
Pria yang akrab disapa Hensat ini juga memaparkan bahwa di dalam buku karyanya menceritakan tentang perjalanan tokoh-tokoh bangsa yang berhasil dalam memanfaatkan momentumnya. Presiden Jokowi adalah salah satunya. Selain itu buku ini juga terdapat fakta menarik dari hasil disertasi yang dilakukan olehnya. Hensat menjelaskan mengenai aktivitas media sosial dan kaitannya dengan karir politik seseorang. “Dan yang juga penting dalam buku ini adalah, fenomena yang melukiskan bahwa aktivitas media sosial ternyata tidak berpengaruh siginifikan terhadap karir politik atau elektabilitas. Jadi bila ingin memiliki karir politik yang bagus, mau tidak mau (seorang politisi) harus mendapatkan dan memanfaatkan momentum, bukan (memanfaatkan) aktivitas media sosial Namun dalam hal ini Hensat tidak menepis fakta bahwa aktivitas politisi di media sosial dapat mempengaruhi popularitas politisi tersebut.
Koordinator Nasional Forum Solidaritas Kemanusiaan (FSK) Sudirman Said, memberikan perhatiannya pada modal sosial yang dijabarkan oleh Hendri Satrio. Dirinya mengamini bahwa modal sosial bagi seorang pemimpin merupakan hal yang krusial. Sudirman mengatakan Modal sosial harus dipupuk dengan integritas, karya, dan reputasi. Beliau manambahkan “modal sosial tak bisa diperoleh secara instan dan tidak dapat pula dibeli. Seorang pemimpin, di manapun dia berada, harus bisa mengakumulasi modal sosial mereka,” kata Sudirman.
Direktur Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, Ph.D. memberikan pandangannya terhadap buku “MOMENTUM: Karier Politik & Aktivitas Media Sosial”. Dirinya terkesan dengan cara Hendri menjawab persoalan bagaimana cara seseorang mendapatkan apa yang menjadi momentum bagi dirinya, serta apa yang harus dilakukan bila seseorang telah mendapatkan momentumnya. Kunto mengatakan “Hendri menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sederhana dan elegan. Pertama, Hensat mengumpulkan hasil bacaan dan diskusi bersama teman-teman di KedaiKOPI ditambah data-data Survei pilkada dan pemilu yang dimiliki KedaiKOPI untuk diracik dan mendapatkan kandidat faktor-faktor pemicu momentum. Ada banyak faktor pemicu momentum, namun sederhananya bisa dibagi menjadi dua bagian besar. Pertama adalah faktor di luar kendali kita dan kedua adalah faktor yang bisa kita kendalikan”.
Bagi politisi, Tubagus Dedi Miing Gumelar atau kerap dikenal sebagai Miing, Momentum memang harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Namun momentum hanya dapat dimanfaatkan dengan kecerdasan dan sensitifitas penerimanya. “Kecerdasan (di sini) tidak hanya berupa kecerdasan secara ilmiah, namun juga kecerdasan nurani”. Dirinya juga berharap agar buku ini dapat menjadi sebuah kekayaan intelektual bagi bangsa Indonesia.