TomTom, perusahan pembuat perangkat navigasi berbasis satelit dan INRIX (perusahaan data) mengurutkan kota-kota yang memiliki kemacetan lalu lintas tertinggi. Kota-kota tersebut didominasi oleh negara dengan kota yang berpendapatan tinggi dan pendapatan menengah ke atas. Kota dengan negara kelas bawah memiliki kemacetan lalu lintas yang lebih parah namun memiliki data yang kurang lengkap. Kota-Kota yang memiliki tingkat kemacetan paling tinggi adalah Kairo, Delhi, Dhaka, Jakarta, Lagos, Manila, Nairobi, Sao Paulo.
Setidaknya terdapat dua periode kemacetan yang tejadi pada lalu lintas kota-kota tersebut, yakni pada pagi hari dan sore hari. Pada pagi hari, kemacetan terjadi pukul 6 pagi hingga pukul 9 pagi. Kemacetan yang terjadi pada pagi hari disebabkan karena lalu lintas dipadati oleh masyarakat yang hendak berangkat untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Sementara untuk sore hari, kemacetan terjadi dalam rentang waktu pukul 1 hingga 3 siang–ketika para orang-tua menjemput anak-anaknya dari sekolah–sampai pukul 8 atau 9 sore saat jam pulang kantor.
Seperti dirilis The Economist (6/09/2018) kota-kota yang memiliki tingkat kemacetan paling tinggi tersebut setidaknya memiliki tiga kesamaan. Pertama adalah kota-kota tersebut cukup padat. Kedua, kota-kota tersebut tidak memiliki transportasi umum berbasis rel yang luas dan cepat, kecuali New Delhi. Ketiga adalah kepemilikkan kendaraan pribadi di kota-kota tersebut meningkat cukup tajam. Di New Delhi, motor yang terdaftar meningkat dari 4,3 juta di tahun 2011 menjadi 6,7 juta di tahun 2017. Sementara untuk mobil dan jip meningkat dari 2,2 juta menjadi 3,2 juta. Di Nairobi, lalu lintas semakin buruk pada akhir bulan, ketika para pekerja telah menerima gaji mereka.