Sebentar lagi, perhelatan Asian Games ke-18 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang akan segera berakhir. Terdapat 10.000 atlet dan official dari 45 negara telah datang ke Indonesia dan menetap kurang lebih 2 minggu selama Asian Games berlangsung.
Sebagai tuan rumah, Indonesia telah menyediakan fasilitas secara maksimal bagi para atlet dan official partisipan Asian Games. Seperti transportasi, penginapan, dan yang tidak kalah penting konsumsi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi, pihak INASGOC menyediakan katering sebanyak 49.000 porsi dari jam 05.00-01.00 bagi para atlet dan official partisipan.
Menurut Kopikers, berapa kira-kira biaya yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan Asian Games 2018?
Dikutip dari Kompas, Yooky Tjahrial Vice Director Catering Department INASGOC menjelaskan bahwa para atlet maupun partisipan per sekali makan dianggarkan Rp 210.000, sedangkan untuk makan siang dan malam 240.000. Jika dikalkulasikan dengan jumlah atlet dan official partisipan, maka biaya konsumsi per hari mencapai Rp 6,9 Milyar.
Sumber Foto: Tribunnews
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para atlet dan official partisipan, pihak INASGOC memperhatikan bukan hanya memenuhi asupan nutrisi tetapi juga selera bagi para atlet dan official, seperti dengan Menyediakan menu hidangan khas Indonesia, khas Barat, khas Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Tenggara, Salad Bar, aneka penutup, aneka buah segar, roti, dan food carving. Untuk bagian minumannya panitia menyediakan softdrink, jus, dan es krim.
Sumber: Berbagai Sumber
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/makan.jpg393700https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-31 08:19:082018-08-31 08:24:42Berapa Biaya Konsumsi selama Asian Games 2018?
Apakah Tiongkok bisa mengambil alih Amerika Serikat sebagai negara adikuasa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas berbagai faktor untuk menjadikan Tiongkok sebagai negara adikuasa. Menjadi negara adikuasa diharuskan memenuhi beberapa kriteria, dimana kriteria tersebut tidak mudah dan murah mendapatkannya.
Mengutip dari Bloomberg, setidaknya terdapat tiga kriteria untuk sebuan negara dapat dikatakan sebagai negara adikuasa, yakni kekuatan ekonomi, kekuatan militer, dan kekuatan lunak (Soft Power)
1. Kekuatan Ekonomi
Tiongkok sudah menjadi negara Adikuasa ekonomi Pada paritas daya beli, yang menyesuaikan nilai satu dolar untuk apa yang dapat dibeli di negara tertentu. Tiongkok kini memiliki ekonomi yang lebih besar daripada AS. Namun, Kesenjangan akan bertumbuh, mengingat Tiongkok memiliki lebih banyak orang.
2. Kekuatan Militer
Memang belum teruji militer Tiongkok, Namun semua berubah setelah Tiongkok perang melawan Vietnam pada 1979. Mereka telah mempersenjatai dengan membeli peralatan militer yang canggih. Tiongkok telah menghabiskan dana tiga kali lipat lebih dari yang dikeluarkan Rusia untuk memangkas jarak kemampuan dengan militer Amerika Serikat.
Sumber Foto: FaktaPos.com
3. SoftPower
Soft Power meliputi persebaran budaya negara maupun kontribusi pada perdamaian dunia. Jika dilihat Persebaran budaya melalui Teknologi, Amerika masih mendominasi dibandingkan negara lainnya. Pencapaian Amerika tersebut membuat Presiden Tiongkok Xi Jinping berambisi untuk mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai negara adikuasa penyebaran budaya melalui teknologi pada 2030.
Jika dilihat kontribusi Tiongkok dalam menjaga perdamaian dunia, Tiongkok merupakan penyumbang pasukan terbesar sejauh ini. Ia juga membayar lebih dari 10 persen dari total anggaran PBB untuk kepentingan perdamaian dunia
lebih dari negara mana pun selain AS
Sudah kita ketahui bersama Tiongkok menjadi salah satu negara dengan kekuatan yang sangat berpengaruh di dunia dengan kontribusinya dalam membentuk abad 21. Tapi untuk melampaui AS dengan kekuatan supernya tersebut masih dipertanyakan. Paling tidak, masih banyak waktu bagi Tiongkok untuk dapat membangun kekuatan yang lebih besar dan mencapai tahap negara adikuasa.
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/WhatsApp-Image-2018-09-26-at-10.45.01.jpeg10801080https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-30 08:49:012018-09-26 03:48:09Apakah Tiongkok memenuhi syarat untuk menjadi negara adikuasa?
Selama 20 tahun terakhir, Indonesia berhasil menurunkan tingkat kemiskinan lebih dari setengah angka di tahun 1999. Namun hal tersebut tidak serta merta menjamin bahwa pemerataan ekonomi telah tercapai seutuhnya di Indonesia. Meskipun tingkat kemiskinan menurun ternyata kesenjangan ekonomi masih tinggi di masyarakat. Berdasarkan artikel yang dilansir The Conversation, kesenjangan ekonomi di Indonesia semakin meningkat tajam sejak tahun 2000. Ini terbukti dengan sebanyak 20 persen pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh penduduk terkaya atau kelas konsumen.
Berikut artikel selengkapnya perihal kesenjangan ekonomi tersebut:
Pertumbuhan ekonomi selama 20 tahun hanya dinikmati orang kaya. Seberapa parah ketimpangan di Indonesia?
Tingginya ketimpangan ekonomi mengakibatkan kelompok berpendapatan rendah tidak mampu mengakses kebutuhan dan pelayanan dasar seperti makanan, kesehatan dan pendidikan. www.shutterstock.com
Namun, sebuah laporan pada 2015 memberikan peringatan. Sejak tahun 2000 ketimpangan ekonomi di Indonesia meningkat pesat. Pertumbuhan ekonomi yang ada lebih dinikmati oleh 20% persen penduduk terkaya daripada masyarakat umum lainnya.
Tapi kebijakan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi di bawah Presiden Joko Widodo tampaknya memberikan hasil.
Pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya ketimpangan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini menduduki urutan ketiga tercepat di antara negara-negara anggota G20. Statistik terbaru menunjukkan bahwa sejak 2000 hingga 2017 Produk Domestik Bruto Indonesia (PDB) per kapita meningkat rata-rata 4% setiap tahun, setelah Cina dan India, yang masing-masing tumbuh 9% dan 5,5% per tahun.
Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia memicu tingginya ketimpangan antar penduduk. Hal ini tercermin dalam indeks Gini – indeks untuk mengukur ketimpangan dalam sebuah negara dari 0 (kesetaraan sempurna) sampai 100 (ketidaksetaraan sempurna).
Data dari Bank Dunia mengungkapkan indeks Gini Indonesia meningkat dari 30.0 pada dekade 1990-an menjadi 39.0 pada 2017.
Indeks Gini per negara. Indeks Gini antara 40 dan 50 menunjukkan ketimpangan ekonomi yang tinggi, sedangkan angka di atas 50 menunjukkan tingkat ketimpangan yang parah; Sumber: World Bank, CIA, *Australia data OECD,
*Biro Statistik Hong Kong, Singapura dan Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ketimpangan di Indonesia mulai meningkat pada awal 1990-an.
Krisis moneter tahun 1998 sempat menurunkan ketimpangan di Indonesia karena krisis tersebut berdampak signifikan terhadap kalangan orang kaya pada saat itu. Namun, kesenjangan antara kaya dan miskin kembali meningkat cepat pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Indeks Gini naik dari 31.0 pada masa kepresidenan Megawati tahun 2001
menjadi 41.0 pada tahun 2014 di bawah pemerintahan SBY.
Indeks Gini Indonesia, 1990 – 2017; Sumber: BPS.
Ketimpangan ekonomi yang didorong oleh kelas konsumen
Laporan Bank Dunia pada tahun 2015 menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dinikmati oleh 20% kelompok terkaya. Kelompok ini diidentifikasi sebagai kelas konsumen. Mereka adalah orang-orang yang pendapatan bersih per tahun di atas US$3.600 atau Rp 52.6 juta dan pengeluaran per hari nya sekitar US$10 hingga US$100 untuk makanan, transportasi, dan perlengkapan rumah tangga lainnya.
Saat ini, setidaknya 70 juta orang di Indonesia termasuk dalam golongan kelas konsumen. Kelompok ini diproyeksikan akan mencapai 135 juta orang pada tahun 2030, atau setengah dari total penduduk Indonesia.
Sejak tahun 2000 kelas konsumen Indonesia sudah muncul dan terus berkembang kuat berkat pertumbuhan ekonomi selama dua dekade terakhir. Pendapatan mereka meningkat dikarenakan dua hal: kualifikasi pendidikan mereka tinggi dan permintaan pasar terhadap pekerja profesional terampil meningkat. Kelompok kelas konsumen ini berperan cukup penting bagi Indonesia, yaitu meningkatkan pendapatan pajak negara dan juga menuntut pelayanan publik yang lebih baik dan transparan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Namun di sisi lain, mereka yang berpendidikan rendah semakin sulit mengakses lapangan kerja. Mereka terjebak dalam pekerjaan dengan gaji rendah. Banyak dari mereka adalah petani dan nelayan di daerah pedesaan dan mereka yang bekerja di sektor informal. Karena upah mereka naiknya lebih lambat dari gaji pekerja terampil, ketimpangan ekonomi di Indonesia melebar.
Ketimpangan ekonomi dan pembangunan manusia
Tingginya ketimpangan ekonomi mengakibatkan kelompok berpendapatan rendah tidak mampu mengakses kebutuhan dan pelayanan dasar seperti makanan, kesehatan dan pendidikan. Ini bisa berdampak buruk bagi masyarakat dan memperlambat proses pembangunan manusia – diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
IPM mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam tiga dimensi: kesehatan, pendidikan, dan penghasilan individu untuk mendukung kehidupan yang layak. Ada empat kategori pembangunan manusia: sangat tinggi (IPM lebih dari 80), tinggi (antara 70 dan 80), sedang (antara 60 dan 70) dan rendah (di bawah 60).
Berdasarkan data IPM dari lembaga PBB, United Nations Development Programme (UNDP), Indonesia termasuk dalam kategori pembangunan manusia sedang.
Namun, tingginya kesenjangan antar kaya dan miskin nampaknya telah memperlambat pembangunan manusia Indonesia.
Menurut Human Development Reports, sepanjang tahun 2000-an IPM Indonesia meningkat rata-rata 0,92% per tahun dari 60.4 pada tahun 2000 menjadi 66.2 pada tahun 2010. Gini Indeks selama periode itu adalah antara 31.0 dan 38.0.
Dari tahun 2010 hingga 2014, IPM Indonesia tumbuh jauh lebih lambat, 0,78% per tahun karena ketimpangan ekonomi saat itu lebih tinggi. Pada masa kepresidenan SBY periode kedua, Indeks Gini naik menjadi 41.0.
Menurut para ekonom, pembangunan manusia sebuah negara tergantung pada dua pendorong utama: pertumbuhan ekonomi dan turunnya ketimpangan antar penduduk. Di bawah pemerintahan Jokowi, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sekaligus turunnya ketimpangan.
Selama pemerintahan Jokowi, Indeks Gini berhasil diturunkan ke bawah 40.0. Angka terbaru menunjukkan 38.9 di bulan Maret 2018. Penurunan Indeks Gini diikuti dengan pembangunan manusia Indonesia yang lebih pesat dalam segi kesehatan, pendidikan dan penghasilan individu. Data terbaru menunjukkan IPM Indonesia saat ini adalah 70.8, tumbuh 1,3% per tahun sejak 2015.
Pembangunan manusia tingkat provinsi juga mengalami kemajuan cepat. Data menunjukkan saat ini masih ada 15 provinsi di bawah rata-rata IPM nasional tetapi 14 di antaranya sudah termasuk dalam kategori pembangunan manusia sedang.
15 provinsi di bawah rata-rata IPM, 2014 dan 2017; Source: BPS dan UNDP.
Provinsi daerah tertinggal juga menunjukkan peningkatan pesat dalam hal kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. Di bawah pemerintahan Jokowi, Papua mencatat pembangunan manusia tercepat, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Barat. IPM mereka meningkat masing-masing 1,4%, 1,2% dan 1,1% per tahun.
Upaya mengatasi ketimpangan
Pemerintah berusaha mengatasi masalah ketimpangan melalui berbagai kebijakan.
Pemerintahan SBY fokus pada pengentasan kemiskinan secara progresif. Selama masa jabatannya, anggaran kemiskinan mencapai 7% pada tahun 2014, meningkat dari 5,7% pada tahun 2011. Dalam menanggulangi ketimpangan, program-program SBY berupaya memberdayakan masyarakat melalui bantuan pendidikan, kesehatan dan kredit mikro.
Pemerintahan Jokowi memutuskan untuk melanjutkan program SBY. Dari tahun 2015 hingga 2018, anggaran negara untuk program pengentasan kemiskinan meningkat dari 9% menjadi 12,8%.
Berbeda dengan pendekatan SBY, Jokowi tidak hanya memprioritaskan pembangunan rakyat tetapi juga infrastruktur dalam mengatasi ketimpangan. Menurut saya, inilah alasan mengapa strategi Jokowi lebih efektif daripada SBY dalam menangani ketimpangan.
Untuk memperkecil kesenjangan pendidikan, pada tahun 2014 Jokowi memperkenalkan Program Indonesia Pintar. Program ini memberikan bantuan uang tunai kepada siswa – siswi keluarga kurang mampu usia 6 hingga 21 tahun dengan tujuan mereka akan menyelesaikan sekolah atau melanjutkan pendidikan minimal 12 tahun. Hingga Oktober 2017, lebih dari 17,9 juta kartu telah didistribusikan dari target 19,7 juta.
Jokowi juga merombak sistem pendidikan kejuruan. Beliau melibatkan pelaku industri untuk berkontribusi dalam pengembangan kurikulum sekolah kejuruan dan teknis. Di bawah kemitraan ini, perusahaan swasta akan menawarkan pelatihan dan peluang magang bagi para siswa dan guru. Perombakan ini bertujuan untuk meningkatkan keahlian para siswa kejuruan dan semakin memperkuat ketrampilan tenaga kerja Indonesia.
Arah yang benar
Ketimpangan yang tinggi dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup manusia, kohesi sosial dan pertumbuhan ekonomi. Ketimpangan di Indonesia erat kaitannya dengan ketimpangan baik dalam mengakses peluang ekonomi maupun layanan publik.
Strategi pembangunan Jokowi terbukti telah mempertimbangkan masalah ini, makanya pemerintahannya menggabungkan pembangunan infrastruktur bersama sumber daya manusia.
Dengan bertambah lancar transportasi dan komunikasi di daerah, dan lebih banyak orang di pedesaan mendapat akses layanan publik yang setara, ketimpangan ekonomi akan semakin menurun. Indonesia kini juga bergerak ke arah yang benar dalam penanggulangan kesenjangan yang lebih efektif.
Mengatasi ketimpangan tetap merupakan tantangan bagi Indonesia. Saat ini kita juga perlu taruh perhatian pada pemerintah daerah. Mereka sekarang berperan sangat penting, terutama dalam memastikan dana dan program yang turun di daerah dapat ditangani secara optimal sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional dan menciptakan lapangan pekerjaan di desa.
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/ketimpangan-ekonomi.jpg10801080https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-30 05:45:042018-09-26 03:45:59Pertumbuhan Ekonomi Selama 20 Tahun Hanya Dinikmati Orang Kaya. Seberapa Parah Ketimpangan di Indonesia?
Selasa, 28 Agustus 2018, KPU mengumumkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT), yakni daftar pemilih yang memiliki hak pilih untuk mencoblos pada pemilu serentak pada 17 April 2019 mendatang. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut, tercatat jumlah pemilih yang mencapai 185.994.249 pemilih di 514 kabupaten/kota pada 34 Provinsi dengan jumlah TPS 801.291.
Namun menurut Komisioner KPU, Viryan Aziz, jumlah DPT tersebut masih bisa berubah karena masih ada satu kabupaten di Kalimantan Selatan yaitu Banjar yang DPT nya masih dalam perbaikan berdasarkan rekomendasi Bawaslu.
Hasil DPT ini telah bisa dilihat oleh masyarakat karena mulai kemarin dipasang di seluruh kantor kelurahan. “Seluruh kabupaten/kota hari ini telah menyelesaikan DPT dan hari ini juga diumumkan DPT di seluruh kantor kelurahan desa dengan menempel print out yang sekarang sedang berjalan,” kata Viryan seperti dikutip Detik.com.
KPU juga akan melakukan rekapitulasi hingga pleno terbuka terkait DPT tersebut. Viryan mengatakan pleno terbuka DPT ini akan dilakukan pada tanggal 4 hingga 6 September 2018. Lalu akan dilanjutkan dengan rekapitulasi hasil penetapan DPT, tanggal 29 sampai 31 Agustus. Sementara rapat pleno terbuka rekapitulasi nasional akan dilakukan tanggal 4 sampai dengan tanggal 6 September 2018.
(sumber:detik.com)
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/KANTOR-KPU.jpg479785https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-29 04:43:302018-08-29 04:44:45Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Serentak 2019
Pada tanggal 17 Agustus 2018 lalu Indonesia memperingati kemerdekaan yang telah diraih dari kolonialisme selama 73 tahun lamanya. Memang manis hasil yang diperoleh oleh Bangsa Indonesia dari perjuangan Pahlawan Bangsa merebut dari tangan Penjajah. Mendapatkan kemerdekaan dan kedaulatan sendiri adalah impian bangsa Indonesia yang telah diraih. Namun, dibalik pencapaian manis tersebut juga terdapat banyak cerita di dalamnya. Salah satunya cerita tentang bagaimana Batavia (Jakarta) dahulu di kendalikan penuh oleh Belanda. Banyak kebijakan Belanda untuk mengelola Batavia pada saat itu, seperti mengumpulkan etnis Melayu tinggal di Jakarta (yang kini menjadi Kampung Melayu) untuk mengembangkan Batavia.
Kampung Melayu berasal dari kumpulan etnis Melayu yang dikumpulkan Belanda ke Batavia pada masa Kolonial. Pengumpulan etnis Melayu ini dilakukan Belanda berasal dari berbagai daerah seperti Utara Sumatera, Selat Malaka, Singapura, dan Malaysia.
Bukan hanya Melayu, Belanda juga mengumpulkan beberapa etnis dari segala penjuru Nusantara. Seperti Arab, Maluku, Tionghoa yang bertujuan untuk mengembangkan Batavia serta memudahkan kontrol Belanda jika terjadi kerusuhan, seperti yang terjadi pada kerusuhan Tionghoa 1740.
Selain itu, strategi penempatan etnis di Batavia oleh Belanda tersebut mengelilingi benteng VOC, yang diharapkan dapat melindungi VOC dari serangan pribumi di pulau Jawa jika terjadi.
Sumber: Berbagai Sumber
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/WhatsApp-Image-2018-08-24-at-17.09.14.jpeg10801080https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-28 09:41:072018-08-28 09:45:35Asal-Usul Kampung Melayu
Untuk kebanyakan orang Amerika, konten yang terdapat di media sosial tidak akan menyebabkan suatu perubahan pandangan terhadap suatu isu. Namun untuk 14% orang Amerika menyatakan bahwa ternyata konten di media sosial memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Meskipun belum jelas bahwa pandangan terhadap isu apa yang dapat berubah, namun dalam beberapa tahun belakangan, sejumlah isu sosial dan politik seperti gerakan #MeToo, #BlackLivesMatter dan #MAGA (Make America Great Again) telah banyak diperbincangkan di Sosial Media.
Kelompok tertentu, khususnya para pemuda, mengaku bahwa media sosial memiliki peran yang cukup besar dalam mengubah pandangan mereka. Sekitar tiga dari sepuluh pemuda yang berumur 18-29 (29%), mengakui bahwa pandangan mereka terhadap isu sosial dan politik berubah karena adanya pengaruh dari media sosial dalam beberapa tahun belakangan.
Di antara semua pengguna media sosial, orang-orang yang mengubah pandangan mereka tentang suatu isu mengatakan bahwa mereka mengakses media sosial untuk terlibat dengan isu-isu politik atau sosial yang penting bagi mereka, atau menemukan orang lain yang berbagi pandangan mereka tentang isu-isu penting. Sebanyak setengah dari warga Amerika yang mengakui bahwa pandangannya berubah karena media sosial, mengatakan bahwa media sosial secara pribadi penting dalam menyediakan tempat untuk mengekspresikan pendapat politik mereka. Warga Amerika berpendapat bahwa media sosial berperan untuk membantu memberikan suara kepada kelompok yang kurang terwakili, menyoroti isu-isu penting tidak diperhatikan, ataupun membantu membuat orang-orang yang berkuasa bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Sumber: PEW Research
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/media-sosial-pandangan.jpg414451https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-24 09:35:072018-08-28 07:24:54Sebanyak 14% Orang Amerika Mengubah Pandangan Mereka Terhadap Suatu Isu Karena Media Sosial
Kamis, 23 Agustus 2018 – Indonesia tengah dilanda berbagai bencana, salah satunya adalah gempa Lombok. Gempa Lombok merupakan bencana yang saat ini sudah menjadi sorotan nasional maupun Internasional. Setidaknya telah terjadi 1005 kali gempa di Lombok (Mainshock dan Foreshock) sejak 29 Juli 2018 dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 515 jiwa. Meskipun begitu, pemerintah Indonesia belum juga menetapkan gempa di lombok sebagai bencana nasional meskipun telah memakan banyak korban.
Banyak isu yang berkembang terkait alasan belum ditetapkannya gempa Lombok sebagai bencana nasional. Namun sebelum membahas alasan pemerintah belum menetapkan status bencana Lombok menjadi bencana nasional, kita ulas terlebih dahulu apa itu bencana nasional, syarat menjadi bencana nasional, dan apa yang terjadi jika suatu daerah yang terkena bencana ditetapkan menjadi bencana nasional. Bencana nasional adalah status bencana yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yang berdampak pada penanganan dan sumber dananya. Ada beberapa kriteria tertentu jika suatu daerah dapat mendapatkan status tersebut. Berdasarkan UU no 24 Tahun 2007 dan PP 21/2008 ada beberapa syarat untuk penetapan status tersebut, yaitu:
1. Jumlah korban
2. Kerugian Harta Benda
3. Kerusakan Sarana dan Prasarana
4. Cakupan Luas Wilayah yang terkena bencana
5. Dampak Sosial Ekonomi yang ditimbulkan
Namun dalam aturan tersebut tidak disebutkan syarat minimal untuk ditetapkan suatu bencana daerah menjadi bencana nasional sehingga masih menjadi perdebatan publik status gempa Lombok.
Dari banyaknya perdebatan publik yang tercipta, Sebenarnya apa sih perbedaan bencana daerah dengan bencana nasional?
Berikut ini KedaiKOPI merangkum perbedaan antara bencana daerah dengan bencana nasional.
Bencana daerah:
1. Ditetapkan Kepala daerah (Gubernur/Walikota/Bupati)
2. Komando penanganan ada di Pemda
3. Pemda mengerahkan sumberdaya yang bersifat memperkuat
Bencana nasional:
1. Ditetapkan Presiden
2. Komando penanganan ada di Pemerintah Pusat
3. Pemerintah Pusat mengerahkan sumberdaya yang bersifat memperkuat
4. Menggunakan APBN dan APBDK
Kemudian yang menjadi pertanyaan utamanya adalah “Mengapa gempa Lombok belum ditetapkan sebagai bencana nasional?”. Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, mengutip dari media Kumparan, status bencana nasional belum ditetapkan pada Lombok karena itu akan dianggap bencana seluruh Indonesia. Hal tersebut akan membawa dampak nasional yakni negara-negara lain akan mengeluarkan peringatan untuk berkunjung ke Indonesia atau Travel Warning ke Indonesia. Menurut Pramono perlunya kajian mendalam untuk menetapkan status bencana nasional karena status tersebut akan berdampak pada seluruh Pulau Lombok akan tertutup untuk wisatawan dan meyebabkan kerugian yang cukup besar.
Sedangkan menurut juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dikutip dari Regional Kompas, suatu bencana alam dapat ditetapkan statusnya menjadi bencana nasional jika telah menelan korban yang banyak, daerahnya luas, dan aparat pemerintah daerah yang lumpuh total sehingga fungsi-fungsi kepemerintahan tidak berjalan.
Sumber: Berbagai sumber
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/gempa-lombok.jpg500750https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-24 04:08:512018-08-24 04:08:51Mengapa Gempa Lombok Belum Menjadi Bencana Nasional?
Selasa, 21 Agustus 2018 – Kompetisi olahraga pertama kali dilaksanakan pada tahun 776 SM, yakni ketika negara-kota (city-state) di Yunani Kuno menggelar olimpiade pertama. Menurut Havard Mokleiv Nygard dan Scott Gates, olahraga ternyata dapat menjadi alat yang akan mendukung terciptanya perdamaian. Setidaknya terdapat empat cara olahraga yang dapat mewujudkan terciptanya perdamaian, yakni: Pertama, ajang olahraga internasional membantu tuan rumah menciptakan citra ramah bagi negara-negara lain di dunia. Kedua, olahraga mampu menyediakan tempat untuk pertukaran budaya secara damai, sehingga mendorong dialog berikutnya. Ketiga, ajang olahraga memungkinkan negara-negara partisipan untuk membangun rasa percaya satu sama lain. Terakhir adalah ajang olahraga memungkinkan negara-negara peserta menggalang perdamaian lewat semangat rekonsiliasi, integrasi, dan anti-rasisme.
Salah satu contoh wujud perdamaian hasil campur tangan olahraga adalah unifikasi Korea Selatan dan Korea Utara pada Asian Games 2018. Dalam upacara pembukaan Asian Games 2018, kedua negara tersebut menjadi satu kontingen dengan membawa satu bendera unifikasi. Kontingen gabungan kedua negara tersebut mengikuti tiga cabang olahraga yaitu kano, dayung, dan basket. Sebelum Asian Games, dua negara tersebut juga sempat tampil dalam satu kontingen pada Olimpiade Musim Dingin 2018 pada Februari di PyeongChang, Korea Selatan.
Berdasarkan unifikasi yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Korea Utara, olahraga diharapkan mampu menjadi sebuah solusi ketika cara-cara diplomasi tradisional tak mampu menyelesaikan masalah.
Sumber:
The Conversation dan Liputan6
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/korea.jpg8161536https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-21 05:31:042018-08-25 12:24:53Unifikasi Korea Selatan dan Korea Utara di Asian Games 2018
Jakarta, 14 Agustus 2018 – The Conversation melansir sebuah artikel yang membahas peningkatan elektabilitas perempuan sebagai pemimpin politik lokal di Indonesia yang terjadi pada Pilkada serentak 27 Juni 2018. Dari total 94 perempuan yang berlaga, 31 orang berhasil terpilih (32,98 %). Angka ini hampir 2% lebih tinggi dibandingkan dengan pilkada serentak setahun sebelumnya. Secara keseluruhan, perempuan memenangkan 31 dari total 338 jabatan kepala dan wakil kepala daerah (9,17%). Read more
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/ELEKTABILITAS_PEREMPUAN_1.jpg10801080https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-14 06:43:572018-08-22 15:15:42Elektabilitas Perempuan Meningkat di Pilkada Serentak 2018
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Agus Hermanto melihat sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon pemimpin yang mumpuni di Pilpres 2019. Sebab, menurutnya AHY memiliki seluruh kriteria untuk menjadi calon pemimpin nasional.
Agus mengatakan bahwa AHY mempunyai kriteria yang serupa dengan pemimpin-pemimpin dunia berusia muda. Ia menyebut AHY adalah seseorang yang gesit.
“Ini dunia kan trennya pemimpin yang muda yang energik yang gesit yang mumpuni. Itu semuanya dimiliki oleh mas AHY,” kata Agus di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Rabu (11/7/2018).
Baginya, sosok Agus Harimurti Yudhoyono mampu memenuhi impian masyarakat yang menginginkan pemimpin muda untuk Pemilihan Presiden 2019 nanti. Hal itu dibuktikan dengan pendapat masyarakat yang diperolehnya saat berkeliling Indonesia.
“Karena masyakat juga menginginkan pemimpin nasional yg betul-betul energik, muda, berpengalaman dan mumpuni dan itu semuanya mas AHY memilikinya,” ujarnya.
Dirinya pun mengakui elektabilitas AHY kini terus berada dalam posisi puncak sebagai sosok cawapres idaman masyarakat.
“Memang rata-rata untuk popularitas ataupun elektabilitas dari mas AHY itu memang sekarang menempati posisi yang tertinggi untuk Wakil Presiden,” pungkasnya.
AHY Selebritis
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menyayangkan cara Partai Demokrat yang kini gencar mempromosikan AHY sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres). Demokrat dinilai cenderung membuat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi sosok selebritis.
Hendri mengatakan bahwa AHY tidak diberikan pengalaman berpolitik secara mendalam oleh Partai Demokrat. Hal itu yang membuat AHY dinilai masih memiliki mental yang lemah dalam berpolitik.
“Kan tidak diajarkan misalnya bergaulah dengan politisi-politisi muda bergaulah dengan aktivis-aktivis yang ada di lapangan bergaulah juga dengan para politisi-politisi yang ada di luar partainya dia,” kata Hendri dalam diskusi bertajuk ‘Sebulan Jelang Pendaftaran Capres: Koalisi (Bukan) Harga Mati?’ di Pulau Dua Restaurant, Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018).
Padahal Hendri melihat sosok AHY sebagai pribadi dengan mental militer yang sangat kuat namun saat terjun di dunia politik, AHY seolah tidak diberi kesempatan untuk terjun mendalami dunia politik secara luas.
“Misalnya, dia mau pidato kan teman-teman bapaknya semua yang diundang, ya, nggak usah ditepokin lah temen bapaknya. Coba kalau misalnya pidatonya di depan forum mahasiswa aktivis-aktivis gitu. Coba aja sehingga mental aktivisnya juga muncul,” pungkasnya.
https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/08/ahy.jpg366653https://kedaikopi.co/wp-content/uploads/2018/03/logo_web.png2018-08-11 07:52:132018-08-28 08:18:09Jagokan AHY, Demokrat Klaim Tren Dunia Punya Pemimpin Muda